Senin, 30 April 2018

Lokomotiv Moskva Hampir Dapatkan Neymar

Lokomotiv Moscow mempunyai kesempatan untuk mendapatkan tanda tangan Neymar yang saat itu berusia 16 tahun pada 2008.

Klub asal Rusia itu tertarik kepada Neymar karena melihat penampilan pemain Santos itu ketika membela Brazil saat bermain di turnamen kelompok usia muda, Mediterranean Cup, tetapi presiden Lokomotiv menolak ketika Santos mematok harga Neymar € 10 juta.

"Kami ingin membelinya. Pencari bakat kami mengamati pemain asal Brazil itu", kata Nikolai Naumov, mantan presiden Lokomotiv.

"Tapi ada banyak keraguan. Pertama, dia terlalu muda. Kedua, tidak jelas bagaimana dia bisa beradaptasi di Rusia. Jadi kami menolak untuk mendatangkan dia".

"Anda pasti mengerti, membayar mahal pemain muda dari luar benua, Anda harus berhati-hati dengan apa yang bisa terjadi. Saya tidak melihat Neymar bermain lebih bagus dari pemain lain. Alan Gatagov terlihat sama baiknya."

Kini, Neymar menjadi pemain termahal di dunia setelah dibeli PSG dari Barcelona akhir musim lalu dengan biaya € 222 juta.
Sementara itu, Gatagov kini hanya bermain di klub Liga Estonia, Levadia Tallinn. Ironis.


[ig: soccer_remind]

Jumat, 27 April 2018

Lord Bendtner, Sang Pemegang Rekor Gol Tercepat Dari Bangku Cadangan

Pada tanggal 22 Desember 2007 penyerang Arsenal Nicklas Bendtner berhasil mencatatkan rekor sebagai pencetak gol tercepat sebagai pemain pengganti.

Bendtner mencetak gol setelah 6 detik masuk ke lapangan. Jika dirinci lagi, Bendtner cuma butuh 1.8 detik ketika bola sudah aktif.

Awal mula Bendtner bergabung dengan Arsenal pada tahun 2005. Pada musim 2006/07 dia dipinjamkan ke Birmingham City. Pada Desember di tahun yang sama, dia mencetak gol krusial di Liga Champions dan Piala Liga, atau sekarang dikenal dengan nama Carabao Cup. Meskipun demikian dia belum mencetak gol di Liga Primer.

Peristiwa bersejarah akhirnya terjadi di Derbi London Utara ketika Arsenal menjamu Tottenham Hotspurs di stadion Emirates.

Bendtner masih duduk di bangku cadangan ketika Arsenal unggul 1-0 lewat gol Emmanuel Adebayor pada menit ke 48, sebelum disamakan oleh Dimitar Berbatov pada menit 66. Tim tamu sebenarnya sempat mendapatkan tendangan penalti ketika Kolo Toure melanggar Berbatov. Tetapi tendangan penalti Robbie Keane mampu diselamatkan kiper Arsenal, Manuel Almunia.

Dua menit kemudian, atau menit ke 74, ketika skor masih imbang 1-1, Wenger mencoba bermain lebih menyerang dengan memasukkan Bendtner menggantikan pemain tengah Emmanuel Eboue.

Bendtner langsung berlari dan memposisikan diri di dalam kotak penalti Tottenham ketika Arsenal mendapatkan sepak pojok. Bola sepak pojok yang diambil Cesc Fabregas kemudian ditanduk dengan sundulan keras oleh Bendtner. Bola meluncur deras ke gawang tanpa bisa diantisipasi oleh Paul Robinson.

Sundalan ini adalah sentuhan pertama Bendtner hanya 6 detik ketika masuk lapangan, atau lebih tepatnya 1.8 detik ketika bola sudah aktif.

Sebuah rekor gol tecepat yang dicetak oleh pemain pengganti, menjadikan gol pertama Bendtner di Liga Primer sekaligus gol kemenangan Arsenal atas Tottenham Hotspurs, sang rival abadi.

[ig: soccer_remind]

Rabu, 25 April 2018

Semifinal Liga Champions 1975-76

Babak semifinal memang bukan partai puncak turnamen. Tetapi inilah jalan terjal yang harus dilewati terlebih dahulu untuk berlaga di final. Bisa dibilang, di episode ini terjadi awal puncak ketegangan. Pertandingan pun jadi hidup mati.

Seperti pertandingan semifinal Liga Champions antara Bayern Munchen melawan Real Madrid di tahun 1975-76 yang memiliki arti tersendiri.

Real Madrid 1-1 Bayern Munchen
Waktu: 31 Maret 1976
Stadion: Santiago Bernabeu

Inilah pertemuan pertama klub besar dari Spanyol dan Jerman di Liga Champions. Real Madrid dan Bayern Munchen. Idealnya, pertemuan mereka terjadi di final.
Kiper Bayern, Sepp Maier, mematahkan hidung striker Madrid, Roberto Martinez, hingga akhirnya suporter Madrid marah dan melempar papan iklan kepada kiper Timnas Jerman tersebut.

Tapi, pertemuan ini sangat membekas bagi keduanya. Bahkan partai tersebutlah yang menjadi rivalitas panas. Sejak itu, Bayern dan Madrid terlibat perseteruan abadi.

Di leg kedua ketika bermain di stadion Olympia, Munchen, Rummenige cs membuktikan keperkasaan mereka atas Vicente del Bosque dkk. Bayern pun lolos ke final dengan agregat 3-1 dan akhirnya menjadi juara untuk ketiga kalinya secara beruntun.

Minggu, 22 April 2018

Franco Baresi; Ditolak Inter Karena Berbadan Terlalu Kecil

Semua yang diinginkan Franco Baresi adalah mengikuti jejak sang kakak, Giuseppe Baresi.
Bagaimanapun juga, ketika Franco menjalani latihan di Inter bersama Giuseppe, dia ditolak karena ukuran badannya yang saat itu terlalu kecil.

"Mereka bilang, 'Kembalilah lagi di tahun depan.' Kemudian pelatihku membawaku ke Milan, dan di sana saya diterima."

"Mereka mengkhawatirkan badan saya, yang tidak akan tumbuh dengan cepat, atau tidak menjadi kuat. Saya masih 14 tahun saat itu."

Meskipun begitu, AC Milan memutuskan mengontrak Franco Baresi. Baresi berkembang menjadi bek tangguh dan cerdas membaca permainan. Dia menjadi andalan Milan di era Arrigo Sacchi dan menjadi legenda di AC Milan.
Sedangkan sang kakak, Giuseppe Baresi, menjadi legenda bagi Internazionale. [Goal]

(ig: soccer_remind)

Sabtu, 14 April 2018

Penyelamatan Ikonik Seaman

Pada 13 April 2003, kiper Arsenal, David Seaman, membuat penyelamatan ikonik ketika menghadapi Sheffield United di semifinal FA Cup.

Bermain di stadion Old Trafford, Arsenal yang di musim itu disebut-sebut sebagai musim terbaiknya, karena selama satu musim tidak terkalahkan di liga Inggris hingga dikenal sebagai "The Invincible", menghadapi Sheffield United yang berstatus sebagai underdog karena hanya bermain di divisi Championship.

Melawan tim yang notabene berada di kasta lebih bawah liga Inggris, Arsenal unggul dengan susah payah lewat gol Frederik Ljungberg pada menit ke 34. Keunggulan Arsenal membuat Sheffield bernafsu mencari gol penyeimbang agar berpeluang melangkah ke final.

Ketika Sheffield mendapatkan sepak pojok, bola tendangan Michael Tonge sempat disundul kapten Sheffield, Rob Page, kemudian bola ditendang tidak sempurna oleh striker Carl Asaba. Bola kemudian berbelok arah dan mengarah ke Paul Peschisolido yang berdiri bebas. Peschisolido dengan tenang menyundul bola ke gawang Seaman.

Bola yang sepertinya akan masuk dan membuat kedudukan imbang 1-1, akhirnya mampu digapai dan ditepis keluar oleh jari Seaman meski ia sudah mati langkah.
Bola tepisan Seaman sempat diamankan Bissan Lauren kemudian di serobot dan ditendang oleh Phil Jagielka tetapi bola melambung dan keluar lapangan.

Penyelamatan ikonik Seaman membuat para suporter dan pemain Sheffield tidak bisa berkata-kata.
Refleks serta timing yang pas membuat kiper yang saat itu mendekati 40 tahun itu berhasil menghalau keluar bola tepat sebelum bola melewati garis gawang.

"Saya cukup beruntung membuat satu atau dua penyelamatan penting dari penalti untuk Timnas Inggris. Tetapi dari open play, mungkin penyelamatan di Old Trafford, adalah salah satu yang terbaik", kata Seaman.

Di akhir laga, Arsenal tetap unggul 1-0 dan akhirnya menjadi juara FA Cup 2003 setelah di final mengalahkan Southampton lewat gol tunggal Robert Pires.

Minggu, 08 April 2018

Cristiano Ronaldo Pernah Ditolak Liverpool Karna Meminta Gaji Terlalu Tinggi

Para tahun 2003, para pemain Manchester United meminta Sir Alex Ferguson untuk membeli Cristiano Ronaldo setelah pertandingan pra-musim menghadapi Sporting Lisbon.

Tentu saja pelatih asal Skotlandia itu tidak butuh waktu lama untuk diyakinkan. Dia tahu bahwa pemain asal Portugal itu sangat berharga dan akan membelinya berapapun harganya.
Sayangnya bagi Liverpool, Gerard Houlier, pelatih mereka tidak melakukan apa yang Alex Ferguson lakukan.

"Saya pernah melihatnya di turnamen Toulon Cup U-21 (pada Juni 2003), dan kami mendatangi dia, tapi kami punya skala gaji dan kami menolak gaji yang dia minta", kata pelatih asal Perancis itu.

Namun, jika Ronaldo menjadi pemain Liverpool dan bermain gemilang selama 6 musim berikutnya seperti yang telah ia lakukan di Manchester United, apakah mereka bisa memenangi Liga Inggris bersama Ronaldo di tim mereka daripada di tim rival Manchester United? Entah. (goal)


(ig: soccer_remind)

Kamis, 05 April 2018

Blunder Caroll Tetap Untungkan United

Kembali ke tanggal 4 Januari 2005, ketika Manchester United menjamu Tottenham Hotspurs di Old Trafford. Di menit ke 89, bola lob Pedro Mendes dari tengah lapangan berhasil masuk ke gawang Manchester United yang dikawal Roy Caroll.
Caroll yang sudah terlanjur keluar dari kotak penalti berhasil menangkap bola tetapi bola terlepas dan masuk ke gawangnya.

Terlihat dengan jelas bola sudah masuk sekitar 1 meter dari gawang. Tetapi wasit menilai bola belum masuk ke gawang dan bukan sebuah gol.
Tidak disahkannya gol Mendes membuat Tottenham gagal meraih 3 poin dan hanya mendapatkan 1 poin karena skor imbang 0-0.

Rob Lewis, yang menjadi hakim garis di laga tersebut, mengatakan; "Ketika bola jatuh, saya masih berada 25 yar dari gawang, dengan jarak itu sungguh mustahil untuk bisa memutuskan apakah bola sudah melewati garis atau belum."

(ig: soccer_remind)

Senin, 02 April 2018

Rangers Sempat Menginginkan Messi, Tetapi Barcelona Menawarkan Iniesta

Pada tahun 2004, Andreas Iniesta sempat akan bergabung dengan Rangers untuk diplot sebagai pengganti Barry Ferguson yang bergabung dengan Blackburn Rovers.
Jangan ketawa dulu, karena kejadian ini benar-benar hampir terjadi.

Setidaknya itulah yang diungkapkan mantan bos Rangers, Alex McLeish. McLeish menginginkan Iniesta yang saat itu masih bermain di Barcelona B.
Sebelum menginginkan Iniesta, Rangers sempat ingin meminjam Lionel Messi, tetapi Barcelona menolak meminjamkan Messi sehingga ditawari Iniesta dan mereka tertarik.

"Dia masih berusia 18 tahun saat itu", kata McLeish.

"Kami meminta jika kami ingin membawanya ke Skotlandia dan  diceritakan bahwa mereka akan mencoba meningkatkan kemampuan Iniesta di Barcelona setelah itu akan membawanya ke kami."

"Mereka mengatakan bahwa Iniesta masih butuh jam terbang."

Tetapi Frank Rijkaard selaku pelatih Barcelona kala itu buru-buru mempertahankan Iniesta ketika dia mencetak satu gol di laga pra-musim 2003/04.
Hingga akhirnya transfer itu tidak pernah terjadi dan dengan cepat Iniesta dipromosikan ke tim utama dan menjadi andalan Barcelona hingga saat ini.