Kazan, 27 Juni 2018
Kemenangan Korea Selatan 2-0 atas Jerman sungguh mengejutkan banyak pihak. Mereka memutar balikkan prediksi bahwa mereka akan menjadi bulan-bulanan Jerman.
Bahkan sebelum laga, pelatih mereka Shin Tae-yong pesimistis ketika mengatakan peluang Korea Selatan menang atas Jerman hanya 1 persen.
Kemenangan yang mungkin melegakan para penggawa mereka ketika kembali ke negaranya.
Tambahan tiga poin membawa Korea Selatan naik ke posisi ketiga setelah di dua laga awal mengalami kekalahan.
Setidaknya tragedi di Piala Dunia 2014 lalu tidak akan terulang ketika mereka hanya finis di posisi juru kunci.
Saat itu mereka gagal bersaing di grup H karena kalah 2-4 oleh Aljazair dan 0-1 melawan Belgia. Mereka hanya mengumpulkan satu poin hasil imbang 1-1 melawan Rusia dengan selisih gol minus tiga.
Saat itu ketika kembali ke negaranya, skuat Korea Selatan ditunggu oleh para awak media dan sekitar 200 suporter di bandara Internasional Incheon.
Bukannya disambut dengan tepuk tangan, mereka disambut bak pecundang.
Kerja keras mereka di Brazil seperti tidak dihargai oleh beberapa oknum suporter. Mereka yang kecewa dengan penampilan timnasnya melempari para pemain Korea Selatan dengan permen sejenis gula-gula. Di Korea Selatan permen ini disebut dengan permen yeot.
Beberapa suporter yang melempar itu sembari berteriak "makanlah yeot!"
Jika Anda bukan orang Korea, mungkin dilempar permen yeot adalah sambutan hangat mengingat permen simbol dari kebahagiaan dan ketulusan.
Tetapi, di Korea Selatan, melempar orang dengan permen yeot dan menyuruh memakannya adalah sebuah penghinaan. Atau dengan kata lain berarti kata-kata kotor, sama halnya dengan kata "f*ck" dalam bahasa Inggris.
Beberapa suporter lain membentangkan banner yang bertuliskan, "Sepakbola Korea Telah Mati!!"
Saat itu Korea Selatan menjadi negara Asia terakhir yang tereliminasi dari Piala Dunia 2014.
Pencapaian terbaik mereka adalah ketika berhasil melaju hingga semifinal saat menjadi tuan rumah di Piala Dunia 2002 sebelum dikalahkan Jerman lewat gol tunggal Michael Ballack.
Pelatih Hong Myung-bo yang pada tahun 2002 menjadi kapten tim akhirnya meminta maaf kepada para suporter karena penampilan buruk timnya di Brazil 2014.
Kini, bermodal dua gol kemenangan dari Kim Young-gwon (90+4) dan Son Heung-min (90+7) saat mengalahkan juara bertahan Jerman, setidaknya tragedi permen yeot di 2014 tidak akan terulang lagi saat mereka kembali ke negaranya.
[ig: soccer_remind]